Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement

Cloudflare Ungkap Indonesia Jadi Sumber Serangan DDoS Terbesar Dunia

Cloudflare Ungkap Indonesia Jadi Sumber Serangan DDoS Terbesar Dunia
Ilustrasi. Cloudflare ungkap Indonesia jadi sumber serangan DDoS terbesar dunia. (Dok. Unsplash)

SUARANASIONAL.ID — Cloudflare merilis 2025 Q3 DDoS Threat Report, yang memotret situasi terbaru ancaman serangan distributed denial-of-service (DDoS) di seluruh dunia.

Hasilnya menunjukkan lonjakan tajam aktivitas serangan siber, dengan Indonesia kembali menempati peringkat pertama sebagai negara asal lalu lintas DDoS terbesar di dunia.

Botnet Aisuru picu ledakan serangan DDoS Global

Laporan tersebut mengungkap bahwa peningkatan serangan DDoS sepanjang kuartal ketiga 2025 sebagian besar dipicu oleh botnet Aisuru, yang disebut telah menginfeksi antara 1 juta hingga 4 juta perangkat di seluruh dunia.

Aisuru diketahui melancarkan serangan hiper-volumetrik yang “secara rutin melebihi 1 terabit per detik (Tbps) dan 1 miliar paket per detik (Bpps)”.

Serangan masif itu berkontribusi terhadap kenaikan 54 persen insiden DDoS skala besar dari kuartal sebelumnya, dengan rata-rata 14 serangan hiper-volumetrik per hari.

Selama Juli hingga September 2025, Cloudflare mencatat berhasil memblokir 8,3 juta serangan DDoS, atau setara hampir 3.780 serangan per jam.

Total aktivitas DDoS naik 15 persen secara kuartalan dan 40 persen secara tahunan.

Secara keseluruhan, sepanjang 2025 Cloudflare sudah menangani 36,2 juta serangan DDoS angka yang sudah melampaui total sepanjang 2024 dengan kenaikan mencapai 170 persen.

Indonesia jadi sarang lalu lintas DDoS terbesar

Salah satu temuan paling menonjol dalam laporan ini adalah posisi Indonesia sebagai negara sumber serangan DDoS nomor satu di dunia.

Catatan ini bertahan selama empat kuartal berturut-turut.

Cloudflare mencatat peningkatan luar biasa sebesar 31.900 persen dalam lalu lintas DDoS HTTP dari Indonesia selama lima tahun terakhir.

Angka tersebut jauh melampaui Thailand yang menempati posisi kedua, serta mengungguli negara besar seperti India dan Rusia.

Sementara itu, negara yang paling sering menjadi target serangan DDoS adalah China, Turki, dan Jerman.

Laporan Cloudflare juga menunjukkan bahwa sektor Teknologi Informasi dan Layanan tetap menjadi industri dengan serangan terbanyak pada kuartal ketiga.

Disusul oleh sektor Telekomunikasi, serta Perjudian dan Kasino.

Perangkat On-Premise dinilai tak lagi memadai

Cloudflare menegaskan bahwa meningkatnya kompleksitas serangan DDoS modern membuat perangkat on-premise dan layanan pembersihan data sesuai permintaan menjadi “tidak lagi cukup” untuk menahan ancaman berskala besar.

Perusahaan itu kembali menyatakan komitmennya untuk menyediakan perlindungan DDoS gratis tanpa batasan bagi seluruh pelanggan di platform cloud-connectivity mereka.

slot88