5 Alasan Mengapa Vaksin Shingrix Penting untuk Melindungi Diri dari Cacar Api

5 Alasan Mengapa Vaksin Shingrix Penting untuk Melindungi Diri dari Cacar Api
Vaksin Shingrix.

SUARANASIONAL.ID - Cacar api atau herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh reaktivasi virus Varicella zoster, yaitu virus yang juga menyebabkan cacar air.

Meskipun cacar air hanya terjadi satu kali dan umum dialami di masa kanak-kanak, virusnya tetap tinggal di dalam tubuh dan bisa aktif kembali bertahun-tahun kemudian sebagai herpes zoster. 

Kondisi ini sering muncul dengan ruam menyakitkan dan bisa menyebabkan komplikasi seperti nyeri saraf jangka panjang (neuralgia pascaherpes).

Untuk mencegahnya, Shingrix adalah vaksin yang direkomendasikan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) sebagai perlindungan utama terhadap herpes zoster, khususnya bagi orang dewasa usia 50 tahun ke atas atau Anda yang memiliki kekebalan tubuh rendah.

Berikut ini lima alasan mengapa vaksinasi Shingrix penting untuk perlindungan dari cacar api.

1. Cacar api bisa terjadi pada siapa saja yang pernah terkena cacar air

Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus Varicella zoster tidak sepenuhnya hilang dari tubuh.

Virus ini menetap dalam sistem saraf dan dapat aktif kembali seiring bertambahnya usia atau saat sistem kekebalan tubuh melemah. 

Inilah yang menyebabkan herpes zoster atau cacar api. Meskipun banyak orang berpikir bahwa mereka kebal karena sudah pernah terkena cacar air, kenyataannya infeksi herpes zoster justru lebih sering muncul pada orang dewasa.

Risiko tertinggi biasanya terjadi setelah usia 50 tahun. Sekitar satu dari tiga orang di dunia akan mengalami herpes zoster dalam hidup.

2. Shingrix direkomendasikan untuk usia 50 tahun ke atas dan pasien Imunokompromais

CDC dan berbagai lembaga kesehatan internasional merekomendasikan vaksin Shingrix untuk orang dewasa usia 50 tahun ke atas, baik yang sudah pernah mengalami herpes zoster maupun belum.

Selain itu, vaksin ini juga direkomendasikan bagi orang dewasa usia 19 tahun ke atas yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pasien kanker, penderita HIV, atau mereka yang menjalani transplantasi organ.

Shingrix diberikan dalam dua dosis, dengan jarak 2 hingga 6 bulan untuk orang dengan kekebalan normal.

Untuk individu dengan sistem imun lemah, jarak antar dosis bisa disesuaikan menjadi 1 hingga 2 bulan.

3. Efektivitas tinggi dan bertahan lama

Shingrix memiliki tingkat efektivitas yang sangat tinggi. Menurut hasil uji klinis, vaksin ini mampu mencegah herpes zoster hingga lebih dari 90 persen pada orang dewasa sehat, dan tetap menunjukkan efektivitas yang kuat pada usia lanjut.

Pada kelompok usia 50–69 tahun, efektivitasnya mencapai sekitar 97 persen. Bahkan pada orang berusia 70 tahun ke atas, efektivitasnya tetap berada di atas 90 persen.

Selain itu, perlindungan dari vaksin ini tidak bersifat jangka pendek. Studi menunjukkan bahwa efektivitas Shingrix tetap tinggi selama minimal 7 tahun setelah dua dosis diberikan.

4. Melindungi dari komplikasi nyeri saraf jangka panjang

Salah satu komplikasi utama dari herpes zoster adalah neuralgia pascaherpes (postherpetic neuralgia/PHN), yaitu nyeri saraf yang menetap selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah ruam herpes zoster sembuh.

Nyeri ini dapat sangat mengganggu aktivitas harian dan kualitas hidup, terutama pada lansia.

Vaksin Shingrix tidak hanya mencegah infeksi herpes zoster, tetapi juga secara signifikan mengurangi kemungkinan seseorang mengalami PHN.

Dengan mencegah munculnya cacar api sejak awal, risiko komplikasi jangka panjang yang menyakitkan juga dapat ditekan secara efektif

5. Vaksin Shingrix aman dan tidak mengandung virus hidup

Berbeda dari beberapa vaksin sebelumnya yang berbasis virus hidup, Shingrix adalah vaksin rekombinan non-hidup.

Vaksin ini menggunakan protein dari virus Varicella zoster yang digabungkan dengan adjuvan untuk meningkatkan respons imun.

Karena tidak mengandung virus hidup, Shingrix dapat diberikan dengan aman kepada orang yang memiliki sistem imun lemah, kelompok yang justru sangat berisiko terhadap komplikasi herpes zoster.

Efek samping yang paling umum dari Shingrix bersifat ringan hingga sedang, seperti nyeri di tempat suntikan, kelelahan, demam ringan, atau nyeri otot.

Efek ini biasanya hilang dalam beberapa hari dan tidak menimbulkan risiko jangka panjang.

Reaksi berat sangat jarang terjadi dan vaksin ini telah melalui uji keamanan yang ketat sebelum disetujui oleh badan pengawas obat di berbagai negara.

Jika Anda telah berusia 50 tahun atau memiliki kondisi medis yang butuh sistem kekebalan tubuh lebih kuat, pertimbangkan untuk berbicara dengan dokter di Halodoc mengenai vaksinasi Shingrix.

Pencegahan jauh lebih baik daripada mengobati, dan vaksinasi adalah langkah nyata untuk menjaga kesehatan Anda di usia dewasa.

Referensi:

  • Centers for Disease Control and Prevention. (2023). Shingles (Herpes Zoster) Vaccination. Retrieved from https://www.cdc.gov/shingles/vaccines/index.html
  • GSK. (2023). SHINGRIX HCP - For Healthcare Professionals. Retrieved from https://shingrixhcp.com/