Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement

FGD Data Analytics dan AI Tekankan Pentingnya Literasi Keuangan di Era Digital

FGD Data Analytics dan AI Tekankan Pentingnya Literasi Keuangan di Era Digital

PERKEMBANGAN teknologi dalam satu dekade terakhir telah membawa perubahan besar di berbagai bidang, termasuk bisnis, keuangan, hingga pendidikan. Salah satu isu yang banyak diperbincangkan adalah peran data dan kecerdasan buatan (AI).

Di era digital, data sering disebut sebagai “aset baru” yang nilainya dapat menyaingi sumber daya strategis lain seperti emas atau minyak. Pandangan ini memperlihatkan betapa data telah menjadi fondasi penting dalam pengambilan keputusan, baik di level individu, perusahaan, maupun pemerintahan.

Laporan Precedence Research memperkirakan pasar global AI akan mencapai USD 757,58 miliar pada 2025 dan terus meningkat hingga USD 3,68 triliun pada 2034. Di sisi lain, Astute Analytica melaporkan pasar big data analytics global berpotensi menembus USD 1,11 triliun pada 2033, dengan pertumbuhan tahunan sekitar 14,5 persen. Angka ini menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi data dan AI tidak lagi menjadi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak bagi masyarakat global yang ingin tetap relevan dalam kompetisi.

Namun, peluang besar ini diiringi tantangan yang tidak kecil. Salah satunya adalah bagaimana masyarakat memahami cara membaca, mengolah, dan menggunakan data secara benar. Informasi yang beredar di media sosial dan blog, misalnya, belum tentu bisa dijadikan rujukan. Tanpa literasi data yang memadai, generasi muda berisiko mengambil keputusan keliru yang berdampak panjang.

Menjawab kebutuhan tersebut, tim riset Prof Dedhy Sulistiawan menggelar serangkaian Focus Group Discussion (FGD) dan sosialisasi bertema data analytics dan AI. Kegiatan ini diselenggarakan di dua kota, yakni di Yogyakarta pada 1 Agustus 2025 dan di Bali pada 11 September 2025.

Acara menghadirkan akademisi dari Universitas Surabaya, seperti Prof. Dr. Dedhy Sulistiawan dan Prof. Dr. Felizia Arni Rudiawarni, serta praktisi teknologi YF Dimas dari Karya Usaha Digital, yang juga founder dan co-founder dari YourMIDAS.

Dalam forum tersebut, disampaikan bahwa tujuan utamanya adalah memperkenalkan program riset artificial financial analytics.

“Adapun tujuan dari FGD ini adalah mensosialisasikan progress program riset tentang artificial financial analytics untuk literasi dan keputusan keuangan,” jelas Prof. Felizia.

Program ini mengombinasikan kecerdasan buatan dengan basis data keuangan global untuk mendukung analisis yang lebih mendalam.

Selain diskusi teknis, acara ini juga menjadi wadah pertukaran ide lintas bidang.

“Selain menjaring masukan dari calon pengguna utama, sesi ini juga merupakan ajang networking session dan membahas rencana kegiatan sosialisasi berikut berupa workshop dan kemungkinan kerjasama institusional,” ujarnya.

Harapannya, masukan dari peserta dapat memperkuat aplikasi teknologi ini agar semakin bermanfaat.

Isu keandalan data menjadi salah satu pokok bahasan penting. Para pakar mengingatkan bahwa AI, meskipun canggih, masih dapat menghasilkan bias atau “halusinasi data” bila tidak ditopang dengan basis data yang kredibel.

“Portal artificial financial analytics ini membantu mengedukasi masyarakat supaya bisa membaca, menganalisis, dan mendapatkan insight dari data. Harapannya, keputusan menjadi lebih baik,” katanya.

Kegiatan ini memperlihatkan bagaimana kolaborasi antara dunia akademik dan praktisi teknologi dapat menghadirkan solusi nyata. Dengan keterlibatan profesor bisnis dan keuangan serta pakar teknologi, program ini diharapkan mampu mendorong generasi muda memahami pentingnya data analytics dan AI.

Informasi terkait literasi data dan finansial juga bisa diikuti melalui kanal edukasi seperti BIG JUMP di Instagram, yang memuat berbagai wacana seputar pemanfaatan teknologi data di kehidupan sehari-hari.


(ADV)