Tahun Pertama Prabowo: Ekonomi RI Stabil di Tengah Gejolak Dunia, BLT Diperpanjang hingga Akhir 2025
|  | 
| Tahun pertama Prabowo: Ekonomi RI stabil di tengah gejolak dunia, BLT diperpanjang hingga akhir 2025 | 
SUARANASIONAL.ID — Satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah berjalan, dan berbagai langkah strategis di sektor ekonomi mulai menunjukkan hasilnya.
Di tengah tekanan global dan ketidakpastian geopolitik, Indonesia berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi tetap stabil di angka 5,12 persen pada kuartal II tahun 2025, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).
Langkah-langkah efisiensi yang digulirkan pemerintah menjadi salah satu strategi utama dalam memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Berdasarkan rilis Sekretariat Presiden, kebijakan efisiensi anggaran diarahkan untuk memperbesar porsi belanja negara pada sektor prioritas seperti irigasi, kesehatan, pendidikan, dan ketahanan pangan.
“Dana hasil efisiensi dapat dialihkan untuk membiayai program-program prioritas yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat,” demikian pernyataan resmi Sekretariat Presiden.
Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani turut menegaskan bahwa data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dirilis BPS mencerminkan kondisi objektif di lapangan.
“Ya kan kita lihat semua indikator berdasarkan BPS, mengenai rumah tangga juga dari mereka. Jadi saya rasa BPS tetap berpegang kepada integritas pada datanya,” ujarnya dikutip dari detikFinance, Rabu (6/8/2025).
Berdasarkan laporan BPS, hampir semua sektor usaha mengalami pertumbuhan positif pada kuartal II-2025.
Pertumbuhan tertinggi tercatat pada komponen ekspor barang dan jasa sebesar 10,67 persen, diikuti lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) sebesar 7,82 persen, serta pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang naik 6,99 persen.
Satu-satunya komponen yang mengalami kontraksi adalah konsumsi pemerintah, turun tipis 0,33 persen.
Sebagai upaya menjaga daya beli masyarakat, Presiden Prabowo juga meluncurkan paket stimulus ekonomi berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan program magang nasional.
Berdasarkan laporan detikFinance, perpanjangan BLT hingga Desember 2025 akan menjangkau 35,46 juta penerima manfaat langsung, dengan dampak ekonomi tak langsung terhadap lebih dari 100 juta warga.
Besaran bantuan yang lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya diharapkan memperkuat konsumsi rumah tangga dan menggerakkan ekonomi lokal.
Dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Senin (20/10/2025), Presiden Prabowo menegaskan bahwa arah ekonomi nasional masih berada di jalur positif meski dunia tengah menghadapi ketidakpastian global.
“Di tengah kondisi seperti ini di mana keadaan geopolitik begitu tidak menentu, geoekonomi pun tidak menentu, di mana mata rantai komoditas-komoditas strategis pasti terpengaruh oleh keadaan geopolitik dunia yang tidak menentu. Energi, pangan sangat rawan terhadap ketidakpastian geopolitik dan geoekonomi ini. Alhamdulillah kita mampu menjaga pertumbuhan ekonomi masih tetap tinggi dibandingkan seluruh dunia, kita berada di 5 persen,” kata Prabowo.
Sementara itu, pakar ekonomi INDEF, Tauhid Ahmad, menilai sejumlah kebijakan pemerintah sudah mengarah ke perbaikan struktural, namun tetap perlu evaluasi mendalam pada sektor produktivitas dan distribusi anggaran agar target pertumbuhan 8 persen yang dicanangkan Presiden bisa tercapai dalam jangka menengah.
Tahun pertama pemerintahan Prabowo-Gibran menjadi periode penyesuaian besar dalam menghadapi dinamika ekonomi global.
Meski belum sempurna, sejumlah indikator menunjukkan arah yang optimistis menuju pertumbuhan berkelanjutan.
 
