Tpz6TpCiGfz9BSd6BUMlGUA5Gd==

Momen Idul Adha, Penjual Abon Sapi Banjir Orderan

 

Pengrajin kulit sapi
Pengrajin kulit sapi dan produksi abon
(Dok.Ist)

SUARANASIONAL.ID - Pada momen Hari Raya Idul Adha, terjadi panen rezeki bagi perajin rambak kulit dan abon sapi di Kecamatan Cawas, Klaten

Persediaan kulit dan daging yang melimpah membuat perajin kebanjiran pesanan dari pelanggan mereka.

Karni telah mengungkapkan bahwa di hari raya Idul Adha, ia dapat mengolah kulit sapi hingga satu ton atau lebih di rumahnya. Padahal pada hari biasa, hanya sekitar 2-3 kuintal saja. 

"Kalau Idul Adha begini bahan banyak tapi tidak ada tenaganya. Ini dibuat rambak kulit, rambak sayur dan lalap," ungkap Karni (62) perajin Desa Plosowangi, Kecamatan Cawas dilansir dari detikJateng, Rabu (19/6/2024).

Setelah diolah, Karni menyatakan bahwa harga rambak untuk sayur dan lalapan berbeda. 

"Hari biasanya hanya 2-3 kuintal. Harganya kalau Lebaran gini hanya Rp 8.000-Rp 10.000 padahal hari biasanya bahannya sampai Rp 25.000- Rp 30.000 per kilogram," kata Karni.

Rambak sayur dihargai sekitar Rp 145.000 per kilogram, sementara rambak lalapan dapat mencapai harga Rp 180.000 per kilogram. 

"Harga untuk rambak sayur Rp 140.000 dan untuk lalap Rp 180.000 per kilogram. Pemasaran semua pasar di Klaten, Jawa sampai Kalimantan," imbuhnya.

Selain rambak kulit, Karni juga mengatakan bahwa pesanan abon sapi meningkat pesat.

 Jika pada hari biasa ia hanya membuat abon untuk keperluan pribadi, kini ia dibanjiri pesanan dari orang-orang yang memintanya untuk membantu mengolah abon sapi. 

"Hari biasanya tidak ada warga yang ndandakne (meminta tolong dibuatkan abon) tapi jika Idul Adha banyak. Sehari bisa 20 orang datang bawa daging, ongkos hanya Rp 50.000 per kilogram," imbuh Karni.

Perajin lain, Agung Sarjito, warga Desa Bawak, Kecamatan Cawas, juga menyatakan bahwa ada peningkatan pesat pada Hari Raya Idul Adha. 

Hal ini terjadi karena harga kulit sapi yang biasanya mencapai Rp 25.000 - Rp 30.000 per kilogram, kini turun menjadi Rp 8.000 - Rp 10.000 per kilogram. 

"Sekarang menjadi Rp 8.000-Rp 10.000 per kilogram. Bahan baku dari Klaten saja tidak cukup, kita ambil dari Salatiga, Boyolali juga Wonogiri," kata Agung.

Selain kulit sapi yang diolah menjadi rambak, warga juga membanjiri Agung dengan pesanan abon. 

Pada hari biasa, ia hanya memproduksi abon dalam jumlah paket, namun ketika menjelang Hari Raya Idul Adha, banyak orang yang memintanya untuk membuatkan abon sapi.

Di wilayah perbatasan tiga desa yang berdekatan, puluhan rumah sibuk mengolah kulit sapi menjadi rambak. 

Selain itu, para ibu-ibu juga terlihat sibuk membeli rambak atau membawa daging untuk dipesan agar diolah menjadi abon sapi. Seorang pelanggan abon yang bernama Tini mengatakan bahwa wilayah tiga desa tersebut telah lama menjadi produsen abon dan rambak. 

Menurut Tini, abon sapi yang dihasilkan dari wilayah tersebut memiliki rasa yang enak dan harga yang terjangkau.

Advertisement
Advertisement
Dapatkan berita Indonesia terbaru viral 2024, update terkini hari ini dari media online SuaraNasional.id melalui platform Google News.

Ketik kata kunci lalu Enter

close